Peresmian Sanitasi di Pasuruan Walantaka Kota Serang

peresmian sanitasi pasuruan walantaka kota serang

PUSAT Studi dan Informasi Regional (PATTIRO) Banten bersama dengan lembaga yayasan asal Jerman, Merck Family Foundation meresmikan bangunan sanitasi di Kelurahan Pasuruan, Kecamatan Walantaka, Kota Serang.

Adapun bantuan sanitasi yang diberikan berupa akses penyediaan air bersih bagi masyarakat sekitar kelurahan tersebut. Peresmian itu dilaksanakan dengan turut dihadiri oleh sejumlah pihak diantaranya seperti Pemkot Serang yang diwakili oleh Kepala Bidang Cipta Karya Dadan Priatna, Camat Walantaka Karsono, serta jajaran muspika lainnya.

Deputi PATTIRO Banten, Amin Rohani, mengatakan proyek pembangunan sanitasi itu merupakan bagian dari pelaksanaan program KATALIS yang bekerja sama dengan Merck Family Foundation. Dia menjelaskan, program tersebut digagas sebagai bentuk upaya meningkatkan akses layanan kesehatan bagi ibu dan anak, khususnya di kawasan pedesaan.

“Program KATALIS merupakan program peningkatan akses layanan kesehatan ibu dan anak untuk masyarakat miskin di pedesaan dan perkotaan,” terangnya. Selain menyalurkan bantuan akses sanitasi yang memadai bagi masyarakat, Amin juga menjelaskan dalam program KATALIS pihaknya juga melaksanakan kegiatan lain.

Di antaranya seperti memperkuat kelompok masyarakat peduli kesehatan ibu dan anak melalui pembentukan focal point dan pembuatan kebun gizi, kemudian melakukan edukasi melalui media dan diskusi publik di sekolah dan kampus.

Lalu melakukan workshop multistakeholders untuk perumusan kebijakan penanggulangan kematian ibu dan anak serta stunting. Sementara itu perwakilan Merck Family Foundation, Indra Risnawan mengatakan, pelaksanaan program KATALIS diharapkan mampu memberikan dampak terhadap upaya penurunan stunting di Banten.

“Targetnya kita adalah mendorong dan membantu terkait dengan isu stunting di Provinsi Banten, khususnya yang memang secara prevalensi cukup tinggi,” katanya. Indra menyampaikan dalam pelaksanaannya, program tersebut dilaksanakan dengan turut melibatkan peran serta masyarakat secara aktif dan kolaboratif.

Pelibatan masyarakat dinilai sangat penting, demi memastikan program tersebut dapat berjalan secara berkelanjutan. Kemudian di samping itu dia juga mengatakan, pelaksanaan program KATALIS tidak hanya difokuskan pada pembangunan infrastruktur melainkan juga penyadaran kepada masyarakat mengenai kesehatan.

Diharapkan dengan diberikannya pemahaman terhadap masyarakat mengenai pola hidup sehat, upaya penurunan angka stunting terjadi. “Dan diharapkan dengan kesadaran masyarakat secara kolektif ini bisa mengurangi angka stunting, khususnya di Provinsi Banten,” ucapnya.

Di sisi lain Kabid Cipta Karya DPUPR Kota Serang, Dadan Priatna, selaku yang mewakili Pemkot Serang mengatakan pihaknya menyambut baik pelaksanaan program tersebut.

“CSR ini akan sangat membantu terhadap masyarakat, khususnya oleh CSR dari PATTIRO,” katanya. Agar memastikan program tersebut dapat berkelanjutan, Dadan mengatakan, Pemkot Serang khususnya DPUPR Kota Serang akan terus melakukan koordinasi dengan semua pihak untuk terus mendukung pelaksanaan program sejenis.

“Kami akan berkomunikasi dan berkoordinasi untuk mendukung semua program yang berkaitan dengan penyediaan air bersih,” tandasnya.

Sumber : Banpos

Kompetisi Inovasi Penanganan Stunting 2024

Kompetisi Inovasi Penanganan Stunting

Pusat Studi dan Informasi Regional (PATTIRO) Banten bersama dengan Merck Family Foundation dan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (DP3AKKB) Banten menggelar kompetisi inovasi masyarakat dalam penanganan stunting di Provinsi Banten 2024.

Setidaknya ada sebanyak 19 peserta yang mendaftar untuk ikut serta dalam kompetisi tersebut. Mereka yang mendaftar berasal dari latar belakang yang beragam. Namun dari 19 yang mendaftar, rupanya hanya ada 13 peserta yang dinyatakan memenuhi persyaratan.

Program office kompetisi inovasi masyarakat, Martina Nur Saprudianti, menjelaskan dalam proses tahapan seleksi dari ke-13 peserta kompetisi nantinya akan dipilih enam inovasi terbaik. Setelah ditentukan enam inovasi terbaik, tim penjurian kemudian melakukan observasi terhadap keenam inovasi tersebut untuk dilakukan penilaian.

“Enam besar inovasi ini yang akan kita lakukan observasi sekaligus mereka itu finalis untuk melakukan presentasi penilaian inovasi,” katanya pada Rabu. Dalam melakukan observasi, setidaknya ada empat hal yang menjadi poin penilaian tim penjurian.

Keempat hal itu di antaranya keterlaksanaan program inovasi, kemudian keberlanjutan pelaksanaan
inovasi. Setelah itu dampak bagi masyarakat yang dihasilkan dari dilaksanakannya program inovasi, dan terakhir adalah nilai baru dari pengembangan inovasi. “Sekaligus juga dari inovasi ini ada nggak sih hal baru yang mereka kembangkan, begitu,” terangnya.

Setelah dilakukan penilaian terhadap keenam inovasi tersebut, tahapan selanjutnya adalah penentuan tiga besar inovasi terbaik penanganan stunting di Provinsi Banten 2024. Mereka yang terpilih nantinya akan menerima penghargaan dari PATTIRO Banten, Marck Family Foundation, dan DP3AKKB Provinsi Banten.

“Dari enam besar itu kita mencari Top Three-nya. Jadi yang tiga besar inilah yang akan kita berikan penghargaan,” ucapnya. Martina menjelaskan, tujuan diselenggarakannya kompetisi itu untuk menjaring praktik baik yang dilakukan oleh masyarakat dalam penanganan stunting. Kemudian selain itu menyebarluaskan praktik baik yang sudah dijalankan oleh komunitas masyarakat, atau instansi pemerintah dalam menangani stunting.

Serta mengidentifikasi dan mendukung implementasi ide-ide kreatif atau inovatif dalam meningkatkan gizi dan kesehatan anakanak di desa. “Membangun kolaborasi antara pemangku kepentingan dalam upaya penanganan stunting sampai di tingkat desa,” tandasnya.

Sumber : Banpos