Pusat Studi dan Informasi Regional (PATTIRO) Banten bersama dengan Merck Family Foundation dan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (DP3AKKB) Banten menggelar kompetisi inovasi masyarakat dalam penanganan stunting di Provinsi Banten 2024.
Setidaknya ada sebanyak 19 peserta yang mendaftar untuk ikut serta dalam kompetisi tersebut. Mereka yang mendaftar berasal dari latar belakang yang beragam. Namun dari 19 yang mendaftar, rupanya hanya ada 13 peserta yang dinyatakan memenuhi persyaratan.
Program office kompetisi inovasi masyarakat, Martina Nur Saprudianti, menjelaskan dalam proses tahapan seleksi dari ke-13 peserta kompetisi nantinya akan dipilih enam inovasi terbaik. Setelah ditentukan enam inovasi terbaik, tim penjurian kemudian melakukan observasi terhadap keenam inovasi tersebut untuk dilakukan penilaian.
“Enam besar inovasi ini yang akan kita lakukan observasi sekaligus mereka itu finalis untuk melakukan presentasi penilaian inovasi,” katanya pada Rabu. Dalam melakukan observasi, setidaknya ada empat hal yang menjadi poin penilaian tim penjurian.
Keempat hal itu di antaranya keterlaksanaan program inovasi, kemudian keberlanjutan pelaksanaan
inovasi. Setelah itu dampak bagi masyarakat yang dihasilkan dari dilaksanakannya program inovasi, dan terakhir adalah nilai baru dari pengembangan inovasi. “Sekaligus juga dari inovasi ini ada nggak sih hal baru yang mereka kembangkan, begitu,” terangnya.
Setelah dilakukan penilaian terhadap keenam inovasi tersebut, tahapan selanjutnya adalah penentuan tiga besar inovasi terbaik penanganan stunting di Provinsi Banten 2024. Mereka yang terpilih nantinya akan menerima penghargaan dari PATTIRO Banten, Marck Family Foundation, dan DP3AKKB Provinsi Banten.
“Dari enam besar itu kita mencari Top Three-nya. Jadi yang tiga besar inilah yang akan kita berikan penghargaan,” ucapnya. Martina menjelaskan, tujuan diselenggarakannya kompetisi itu untuk menjaring praktik baik yang dilakukan oleh masyarakat dalam penanganan stunting. Kemudian selain itu menyebarluaskan praktik baik yang sudah dijalankan oleh komunitas masyarakat, atau instansi pemerintah dalam menangani stunting.
Serta mengidentifikasi dan mendukung implementasi ide-ide kreatif atau inovatif dalam meningkatkan gizi dan kesehatan anakanak di desa. “Membangun kolaborasi antara pemangku kepentingan dalam upaya penanganan stunting sampai di tingkat desa,” tandasnya.
Sumber : Banpos