Pendidikan Kota Serang Masih Tidak Layak

Masih banyaknya sarana dan prasarana rusak pada sekolah di Kota Serang, menjadi perhatian khusus dari berbagai pihak.

Ada sebanyak 583 unit sekolah yang mengalami kerusakan. Namun, baru 300 ruang kelas dengan kategori rusak berat yang diusulkan, dan akan direalisasikan pada tahun 2024.

Dari total kerusakan sekolah tersebut, rata-rata kategori rusak berat didominasi oleh tingkat sekolah dasar (SD). Sementara tingkat PAUD dan sekolah menengah pertama (SMP) tidak sebanyak SD yang tersebar di enam kecamatan Kota Serang.

Dari enam kecamatan di atas, terbanyak ada di Kecamatan Cipocok Jaya yang mencapai sekitar 77 unit ruang kelas.

Deputi Direktur Pattiro Banten, Amin Rohani mengatakan bahwa, Kota Serang masih tidak layak disebut dengan pusat pendidikan.

“Sebenernya secara indikator kalo melihat dari data, memang maju tapi lamban sekali. Kalau Kota Serang dianggap ibu kota itu sangat tidak layak, apa lagi ngomong soal pusat pendidikan,” kata Amin, Kamis 18 Mei 2023.

Amin mengatakan, berdasarkan rencana pembangunan jangka panjang daerah (RPJPD) terkait pendidikan, dan RPJMD untuk mewujudkan kota peradaban jauh panggang dari pada api.

“Itu di RPJPD nya kan ngomong soal pusat pendidikan, lalu di RPJMD nya kan bagaimana mewujudkan Kota Serang berbudaya dan kota peradaban, itu menurut saya jauh panggang dari pada api,” kata Amin.

Amin juga mengaku pihaknya mendapatkan temuan terkait indikator kinerja sarana dan prasarana yang tertuang pada RPJMD dalam hal pendidikan.

“Ini menjadi temuan saya di Pattiro Banten, ternyata saya lihat indikator kinerjanya terkait sarana dan prasarana di RPJMD nya itu hanya bunyinya itu adalah gedung sekolah. Sementara kan data dapodik dan data neraca pendidikan itu kan mengukurnya ruang sekolah,” ujar Amin.

See also  Mendorong Inovasi Pelayanan Publik di Banten

Amin menduga data kerusakan ruang sekolah bisa jadi melebihi apa yang disebutkan oleh Dispenbud Kota Serang, berdasarkan RPJMD tersebut.

“Bisa jadi lebih banyak lagi mungkin kalo seandainya dihitung dari ruang sekolah. Khawatir saya yang 500 itu ruang kelas ya disebutkan, tapi di RPJMD nya menyebutkan pake indikator gedung sekolah,” tuturnya.

Amin khawatir dengan adanya hal seperti itu, akan berbanding terbalik dengan tingginya anggaran namun hasilnya tidak menghasilkan sisi kualitas.

“Kaitannya dengan masih banyak juga sarana, jangan sampai terjadi lagi seperti tahun lalu terkait gegernya tingginya anggaran tapi berbanding terbalik dengan sisi kualitas yang dihasilkan. Kita tahu bahwa ada WC Rp 100 juta yang sempat viral dulu, jangan sampai ini terjadi lagi. Karena kita menduga juga bahwa banyak pembangunan sarana prasarana khususnya ruang kelas yang tidak didahului dengan Fisibility Study (FS) dan DED nya ini tidak jelas,” katanya.

Terlebih, lanjut Amin, anggaran pendidikan di Kota Serang cukup besar sekitar 35 persen, dan melebihi dari pada kota atau kabupaten lainnya yang ada di Provinsi Banten.

“Jangan sampai anggaran yang sangat besar yang dianggarkan sebesar 35 persen. Bahkan menurut neraca pendidikan daerah saya lihat angkanya lebih besar dari pada daerah yang lain di Banten. Tapi kemudian penggunaannya tidak efektif karena ketidak akuntabilitasan itu,” ujarnya.

Sumber : Radar Banten

Recommended Posts

No comment yet, add your voice below!


Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.