Pokja Masyarakat Peduli Air

Air di Situ Terate yang berada di Kecamatan Cikande diduga tercemar limbah sejak awal tahun 2023. Hal ini membuat resah aparatur desa dan masyarakat, sebab air di desa yang sudah ditetapkan menjadi desa wisata ini sudah tidak dapat lagi digunakan untuk kebutuhan sehari-hari selain MCK dan ikan di sekitar danau mati secara mendadak.

Hal itu terungkap dalam pertemuan Pokja Masyarakat Peduli Air sebagai tindak lanjut pertemuan Hari Air Sedunia tingkat Provinsi Banten dengan agenda FGD rencana pelestarian dan pemanfaatan Situ Terate pada Rabu (5/4) di Ruang Rapat Lantai 7 DPUPR Provinsi Banten. Hadir dalam kegiatan tersebut pihak pemerintah Provinsi Banten, Kepala Desa, OMS dan media massa.

Plt Kepala Bidang SDA DPUPR Provinsi Banten, Isvan Taufik, mengungkapkan bahwa pihaknya baru mengetahui adanya pemanfaatan air di Situ Terate. Bahkan, ia menyayangkan adanya pencemaran yang terjadi pada Situ yang seharusnya bisa menjadi percontohan bagi Situ lainnya di Banten.

“Pemanfaatannya bisa untuk kepentingan bersama, di sini kami juga mengundang berbagai stakeholder dan sisi pemerintah. Kami berkumpul untuk bisa saling sharing informasi, berbagi pengetahuan, dan pengalaman,” ujarnya.
Oleh sebab itu, pihaknya akan bersama-sama akan membuat rencana untuk pengelolaan, khususnya Situ Terate. Isvan menyebut isu air ini merupakan isu strategis, sehingga pertemuan dengan Pokja akan terus berlanjut.

“Soal pencemaran, nanti kita akan mengambil sampling, kemudian meminta DLH untuk menguji atau menginventarisir pencemaran yang terjadi pada Situ Terate,” tandasnya.

Kepala Desa Cikande Permai, Dayari, mengungkapkan kronologis terjadinya pencemaran pada Situ Terate. Kata dia, pada tahun 2022, masyarakat sudah memanfaatkan air Situ Terate dan untuk perizinan pihaknya sudah melakukan audiensi dengan Bupati.

See also  Desiminasi Policy Brief Disabilitas Pemda Kab. Pandeglang

“Kemudian benar bahwa perlu perizinan ke balai besar provinsi dan untuk mempermudah harus bekerjasama dengan Bumdes. Saat ini kami sedang bekerjasama dengan Bumdes,” tuturnya.

Pada 2023 awal bulan Januari, ia menerima informasi ada pencemaran limbah di Situ Terate yang ditandai dengan matinya ikan-ikan, tumbuhan eceng gondok dan air berbusa. Dengan begitu, pihaknya bersama Kepala Desa Situ Terate meninjau lokasi dan membenarkan bahwa Situ Terate tercemar limbah.

Tanggal 26 Januari, dengan kondisi yang sama, pihak desa membuat usulan kepada DLH Kabupaten Serang dan Bupati Serang. Menurutnya, DLH melakukan pengecekan, namun bukan di hari dimana kondisi air menunjukkan tanda-tanda tercemar limbah.

“DLH meninjau lokasi tapi bukan saat itunya juga, beberapa hari kemudian. Pada akhirnya, membenarkan adanya pencemaran, tapi tidak mengatakan bahwa ada pencemaran berat,” katanya.

Selanjutnya, pada tanggal 8 Februari, pihaknya mencoba untuk mengkomunikasikan dengan DPRD Kabupaten Serang. Seiring berjalannya waktu, Kemudian Maret 2023 pihak desa mencari tahu sumber pencemaran yang membuat pemanfaatan air pada Situ Terate tidak dapat lagi dimanfaatkan.

“Kami sudah menduga, tapi kami tidak bisa menyebutkan nama perusahaannya. Kami pun terus mengadakan audiensi dan memanggil perusahaan yang ada di sekitar, mungkin hasil dari lab nanti bisa menyebutkan dari mana sumbernya,” terangnya.

Atas peristiwa tersebut, pihaknya meminta kepada DLH dan DPUPR Provinsi Banten untuk dapat menindaklanjuti agar Situ Terate dapat kembali normal dan bisa dimanfaatkan airnya dengan baik. Kata dia, adanya pencemaran tersebut membuat masyarakat menjadi takut, karena terbiasa memanfaatkan air di Situ dan tidak ada lagi yang melakukan aktivitas memancing di sekitar Situ Terate.

“Orang yang biasanya memancing juga jadi enggak mau, karena ikan kecil pun bahkan pada mati. Ini adalah pelanggaran yang luar biasa. Belum ada tindakan yang konkret sampai saat ini, menurut saya ini sangat merugikan untuk semuanya,” tandasnya.

See also  Mendorong Inovasi Pelayanan Publik di Banten

Sementara itu, Direktur Eksekutif Pattiro Banten, Bahari, mengatakan bahwa pihaknya sangat menyepakati apabila Situ Terate menjadi percontohan dengan dilakukan pelestarian dan penanganan terhadap pencemaran limbah. Meskipun demikian, pihaknya memfokuskan rencana aksi pelestarian dan pemanfaatan Situ Terate menjadi 5 fokus isu.

“Banyak masukan dan saran yang bisa dilakukan, dan untuk rencana aksi kita (Pokja) ini fokus pada empat isu mulai dari pemberdayaan masyarakat, pencemaran kualitas air, pemanfaatan air baku/air minum oleh masyarakat, pengendalian banjir dan penanganan sampah,” jelasnya.

Ia menyampaikan, banyak sekali pendapat dan saran yang tertuang dalam FGD yang dilakukan selama kurang lebih 4 jam tersebut. Menurutnya, untuk mengoptimalisasi berjalannya rencana tersebut, keberadaan masyarakat sipil dan OPD bisa dimasukkan ke dalam matriks yang masuk ke dalam konsep.

“Menarik sekali masukan dan saran dari semua fokus isu, kemudian beberapa masyarakat sipil bersama dengan OPD-OPD nya bisa dimasukan ke dalam matriks,” katanya.

Koordinator Saung Hijau Indonesia (SAHID), Ridho Ali Murtadho, menyampaikan bahwa untuk pemanfaatan air baku kembali kepada kuantitas dan kualitas air tersebut. Menurutnya, salah satu permasalahannya pada sumber air baku tersebut karena banyak sungai di Banten yang tercemar.

“Seperti diketahui bahwa sungai Cidanau, Ciujung yang permasalahannya sampai saat ini menjadi air baku yang terbesar, namun tidak bisa digunakan karena kualitas yang tidak memadai,” terangnya.

Pihaknya menyarankan agar dibuatkan role model edukasi kepada masyarakat terhadap pemanfaatan air Situ Terate. Tak hanya itu, Situ Terate bisa dibuat ekowisata, sebagai percontohan seperti halnya desa peduli iklim.

“Misal terdapat laboratorium-laboratorium, sehingga warga yang mengelola juga bisa tahu ini air tercemar atau tidak. Kemudian pemanfaatan air yang di desa juga bisa lebih dimanfaatkan lagi,” tandasnya.

See also  Produk Komunitas Dampingan PATTIRO Banten

Pemimpin Redaksi (Pemred) pada Koran Harian Banten Pos, Chandra Magga, menegaskan agar terlebih dahulu menyelesaikan permasalahan Situ Terate yang sudah dibahas secara teknis maupun non teknis. Kata dia, Situ terate memiliki potensi yang besar bagi masyarakat kabupaten, maupun Provinsi Banten.
“Jangan sampai potensi- potensi bagus itu justru menjadi berbalik menjadi ancaman bagi masyarakat. Permasalahan Situ Terate ini menjadi tanggung jawab kita bersama, agar hal-hal yang tidak kita ingin itu tidak terjadi,” katanya.

Sumber : Banpos

Recommended Posts

No comment yet, add your voice below!


Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.