Program Sanitasi, Lebak– Covid-19 di Indonesia hingga saat ini masih mewabah. Meskipun secara data yang ada menunjukan adanya penurunan jumlah kasus di tiap harinya. Tetap saja, kewaspadaan akan penularan dari wabah tersebut harus tetap diperhatikan.
Dampak yang ditimbulkan dari wabah pandemi Covid-19 tampaknya cukup serius, baik itu di sektor pendidikan, kesehatan dan juga ekonomi. Khususnya di sektor ekonomi, beberapa orang harus kehilangan sumber mata pencahariannya akibat pandemi Covid-19.
Di satu tahun masa pandemi ini, semuanya perlahan mulai bangkit untuk kembali menata kehidupan seperti sedia kala. Dan hal ini pula yang coba dilakukan oleh kelompok budidaya jamur tiram dampingan PATTIRO Banten dan Merck Family Foundation (MFF) di Desa Mekarjaya, Kecamatan Panggarangan Kabupaten Lebak.
Rona kebahagiaan nampak begitu jelas terlihat di tengah kelompok yang anggotanya adalah mayoritas perempuan. Hal itu dapat terlihat dari senyum yang menghiasi para anggota kelompok pada saat mereka memanen hasil budidaya jamur tiram yang mereka tanam bersama-sama pada Sabtu (13/11).
Berdasarkan penuturan salah seorang anggota kelompok budidaya, panen kali ini merupakan panen yang kelima kalinya di bulan ini. Dari baglong (bibit, penj) yang berjumlah kurang lebih 300 buah diperoleh hasil panen rata-rata sebesar enam kilogram.
Kemudian selain itu, anggota tersebut pun juga menjelaskan bahwa masa panen budidaya jamur tiram hampir bisa dilakukan setiap hari, terhitung mulai sejak tumbuhnya jamur tiram dari baglong tersebut. Sedangkan masa produktif baglong dalam memproduksi jamur tiram diperkirakan bisa sampai 4-5 bulan.
Hasil panen budidaya jamur tiram tersebut, biasa mereka pasarkan di wilayah Desa Mekarjaya dengan dibandrol harga per kilogramnya Rp 15.000,- . Bahkan tidak jarang pula pemesanan jamur tiram datang dari luar Desa Mekarjaya.
PERLAHAN TAPI PASTI DAPAT MEMBANTU PEREKONOMIAN KELUARGA DAN DAERAH
Uang dari hasil penjualan hasil panen tersebut kemudian masuk ke dalam kas kelompok. Dalam pengelolaannya, hasil yang diperoleh di tiap bulan akan ada pembagian hasil antar anggota kelompok dan sebagian lainnya akan digunakan untuk pengembangan usaha budidaya jamur tiram tersebut.
Sunengsih salah seorang anggota kelompok berujar bahwa dirinya nampak begitu senang dan antusias dalam mengikuti kegiatan budidaya ini, lantaran kegiatan tersebut sedikit-banyaknya dapat memberikan pemasukan tambahan bagi keperluan dapurnya.
“Seneng sih, soalnya kegiatannya positif. Terus juga itung-itung bisa dapat pemasukan tambahan buat kebutuhan dapur”, ujarnya saat memanen budidaya jamur tiram untuk yang kelima kalinya.
Sejalan dengan harapan kelompok, Indra Risnawan selaku Person in Charge (PIC) program yang juga merupakan perwakilan dari Merck Family Foundation menjelaskan bahwa harapannya program ini mampu memberikan dampak positif dan mampu meningkatkan taraf perekonomian masyarakat sekitar.
“Melalui program pendampingan dan kemitraan budidaya jamur tiram di Desa Mekarjaya, diharapkan mendapatkan dampak positif dan menjadi inspirasi bagi masyarakat sekitar maupun lainnya, dan memiliki tujuan dapat membantu meningkatkan ekonomi keluarga,” ujarnya.
Selain itu harapan lainnya yang diutarakan oleh Indra Risnawan terkait pelaksanaan program pemberdayaan ini adalah mampu menjadi percontohan bagi wilayah lainnya dalam upaya pemanfaatan potensi desa dan peningkatan pendapatan bagi desa.
“(Harapan) Kedepannya, program ini memberikan spirit dan role model (percontohan) bagi pengembangan ekonomi di desa-desa lainnya. Sehingga program pendampingan ini mendapatkan perhatian dan dukungan penuh dari pihak luas baik pemerintah desa maupun pemerintah daerah. Sehingga program pendampingan ekonomi ini dapat menjadi sumber penghasilan pendapatan ekonomi desa”, tandasnya. []