Pusat Studi dan Informasi Regional (PATTIRO) Banten mengkritik kinerja Pemkot Serang tentang pemenuhan fasilitas pendidikan.
Pasalnya, siswa belajar di lantai masih terjadi di Ibukota Banten, seperti yang dialami murid SDN Ambon.
Peneliti Pattiro Banten, Amin Rohani mengatakan, siswa belajar di lantai realitas yang sangat miris terjadi di kota yang mempunyai visi terdepan sebagai pusat pendidikan.
Menurutnya, visi tersebut berbanding terbalik dari realitas yang terjadi. Sebab bukan hanya siswa belajar di lantai, ada juga fasilitas sekolah yang buruk dalam menunjang belajar siswa.
“Akhir- akhir ini pendidikan Kota Serang memang terlihat kualitas yang sebenarnya. Beberapa bulan yang lalu, kita dikejutkan dengan banyaknya ruang kelas yang rusak, bahkan tidak layak digunakan untuk aktivitas belajar mengajar,” karanya, Rabu (22/11/2023).
Ia menerangkan, dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang telah disusun 12 tahun lalu, Kota Serang akan menjadi pusat pendidikan, jasa dan perdagangan menuju smart 2025.
“Tentu itu hanya mimpi belaka. Makna pusat pendidikan dalam visi tersebut tentu bukan hanya sekedar kuantitas lembaga pendidikan yang tumbuh subur di Kota Serang saja, namun kualitas manusia kota serang yang harus meningkat dan maju,” terangnya.
Mengingat, anggaran urusan pendidikan Kota Serang lebih besar dari kabupaten kota yang lainnya di Banten.
Berdasarkan data neraca pendidikan daerah, tahun 2021-2023 Kota Serang menjadi daerah yang mengalokasikan anggaran urusan pendidikan terbesar.
“Sehingga harus menjadi perhatian DPRD Kota Serang ketika realitas di lapangan sangat berdading terbalik,” jelasnya.
Sumber : Poskota
No comment yet, add your voice below!